Perlu kita ingat, bahwa keberadaan agama khususnya agama Islam di dunia ini adalah ditujukan untuk mewujudkan kedamaian, bukan untuk saling menyakiti apalagi membunuh.
Ini tentunya menjadi bahan renungan kita agar terus berupaya mencegah hilangnya nyawa manusia tanpa dosa akibat pembunuhan. Mari kita jaga diri kita dan keluarga kita dari perbuatan-perbuatan jahat seperti saling menumpahkan darah.
Kita harus mengambil ibrah dan teladan dari digantinya Nabi Ismail dengan seekor binatang, yakni kita harus membunuh sifat kebinatangan yang ada dalam diri kita.
Insting hewan itu hanya membunuh dengan berkelahi jika berselisih dengan hewan lainnya. Ini yang tidak boleh kita lakukan. Harus ada ruang komunikasi sehingga kita tidak sama dengan hewan ketika terjadi konflik.
Mari warnai kehidupan kita dengan kebahagiaan dan kasih sayang. Keburukan dan kebaikan dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat itu dimulai dari setiap individu yang ada di dalamnya. Jika sebuah masyarakat diisi oleh pribadi-pribadi yang cinta kebaikan, maka daerah tersebut juga akan diselimuti kebaikan, kerukunan, ketenteraman, dan perdamaian.
Namun sebaliknya, jika suatu daerah selalu diliputi masalah, kehidupan di dalamnya tidak tenteram dan penuh dengan kejahatan, maka itu sebenarnya berasal dari pribadi-pribadi negatif yang ada di dalamnya.
Kita harus menjadi jiwa-jiwa yang baik dan juga mampu memberi kebaikan dan manfaat bagi orang lain sebagaimana hadits Rasulullah yang sangat masyhur yang diriwayatkan dari Jabir berikut:
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..