Contoh Materi Khutbah Jumat Terbaru PDF: Hikmah Dibalik Kisah Qarun (Bahasa Indonesia)

ilustrasi harta karun
ilustrasi harta karun

Artinya: “Maka Kami benamkan lah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (diri),” (QS. Al-Qashash: 81).

Kisah Qarun menjadi iktibar kepada umat Islam saat ini, adakah diri kita berubah sesudah Allah memberi nikmat yang luas, berupa kekayaan, kekuasaan, istri dan anak? Apakah kita masih tetap sebagai seorang yang dulunya rajin beribadah, mencium tangan orang tua, bertemu dan menyapa sahabat-sahabat seperjuangan, ataukah kita saat ini tak lagi mempraktikkan laku itu? Maka jangan-jangan sifat Qarun sudah bersemayam dalam hati kita. Naudzubillah min dzalik

Betapa banyak sekarang fenomena perceraian, di mana seorang suami berubah sikapnya manakala harta dan kuasanya bertambah. Ia lupa diri dengan berselingkuh, ia lupa jika keberhasilannya juga atas dorongan dan dukungan sang istri. Terjadilah konflik rumah tangga yang berakhir dengan kehancuran dan air mata.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt,

Orang beriman tak pernah merasa goyah dan berubah baik dia berstatus sebagai seorang miskin maupun kaya. Punya jabatan atau tidak, seorang mukmin tetaplah menjadi mukmin yang mempunyai sifat rendah hati kepada sesama, penyayang, murah hari, pemaaf, saling menolong serta menjadi teladan bagi siapapun. Akhlak ini yang sesungguhnya yang dicontohkan Rasulullah kepada kita sebagai umatnya.

Begitupun ketika dunia Islam dimasuki dengan teknologi dan budaya yang luar biasa. Seorang Mukmin tidak akan berubah, tidak akan membenamkan diri dalam perubahan negatif. Sebaliknya, seorang mukmin akan memanfaatkan perubahan-perubahan dunia untuk kemajuan agamanya.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt,

Sebagai penutup khutbah ini, kita diingatkan kembali kepada khalifah Bani Umayah, Umar bin Abdul Aziz. Menjelang wafatnya, ia bacakan satu ayat yang menyadarkan diri kita akan hakikat kehidupan kita di dunia ini (Ibnu Katsir, juz, V h. 223):

BACA HALAMAN BERIKUTNYA..

Pos terkait