Materi Khutbah Idul Fitri Singkat Padat Jelas PDF: Meraih Kesempurnaan Iman di Hari Kemenangan (Bahasa Indonesia)

beautiful asian muslim family shake hand on idul fitri celebration

   مَعْنَى: وَلِتُكَبِّرُواْ الله، أَنْ تَقُوْلَ: اللهُ أَكْبَرُ، وَأَنْ تَشْكُرَهُ عَلىَ الْعِبَادَةِ الَّتِي كُنْتَ تَعْتَقِدُ أَنَّهَا تُضْنِيْكَ، لَكِنَّكَ وَجَدْتَ فِيهَا تَجَلِّيَاتٍ وَإِشْرَاقَاتٍ، فَتَقُولُ: اللهُ أَكْبَرُ مِنْ كُلِّ ذَلِكَ  

Artinya, “Makna firman Allah ‘Dan hendaklah kalian mengagungkan Allah’ adalah bahwa engkau mengucapkan Allahu Akbar dan bersyukur kepada-Nya atas ibadah yang (sebelumnya) engkau kira akan melelahkanmu. Namun, ternyata dalam ibadah tersebut engkau menemukan berbagai manifestasi spiritual dan pancaran cahaya keimanan. Maka, engkau pun berkata, Allahu Akbar min kulli zalik, Allah lebih besar dari semua itu.”

Bacaan Lainnya

Ma’asyiral Muslimin jamaah shalat idul Fitri yang dirahmati Allah

Selain memperbanyak membaca takbir, salah satu ciri khas dari orang-orang yang beriman adalah saling memaafkan kesalahan. Hal ini sebagaimana Allah tegaskan dalam Al-Qur’an, bahwa setidaknya kita sebagai orang yang beriman bisa memaafkan dengan ikhlas tanpa menyimpan dendam ketika orang lain berbuat salah. Allah berfirman:

   الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ  

Artinya, “(yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan,” (QS. Ali ‘Imran, [3]: 134).

Imam Ibnu Katsir dalam kitab Tafsir Al-Qur’anil, jilid II, halaman 122 mengatakan bahwa ayat di atas menggambarkan salah satu sifat mulia yang dimiliki oleh orang-orang beriman. Mereka tidak hanya menahan diri dari membalas keburukan dengan keburukan, tetapi juga memilih untuk memaafkan orang yang telah berbuat zalim kepadanya. Tidak ada lagi dendam atau kebencian yang tersisa di hati mereka terhadap siapa pun,

   قَالَ تَعَالىَ: وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ. أَيْ: مَعَ كَفِّ الشَّرِّ يَعْفُوْنَ عَمَّنْ ظَلَمَهُمْ فِي أَنْفُسِهِمْ، فَلاَ يَبْقَى فِي أَنْفُسِهِمْ مَوْجِدَةٌ عَلىَ أَحَدٍ، وَهَذَا أَكْمَلُ الْأَحْوَالِ، وَلِهَذَا قَالَ: وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ، فَهَذَا مِنْ مَقَامَاتِ الْإِحْسَانِ  

Artinya, “Firman Allah Ta’ala: ‘Dan orang-orang yang memaafkan manusia.’ Maksudnya, selain menahan keburukan, mereka juga memaafkan orang yang telah berbuat zalim kepada mereka dalam urusan diri mereka sendiri. Sehingga tidak ada lagi perasaan dendam kepada siapa pun. Inilah keadaan yang paling sempurna. Karena itu, Allah berfirman: ‘Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat ihsan.’ Maka sikap ini merupakan salah satu tingkatan ihsan.”

Karenanya, mari kita sama-sama jadikan hari kemenangan ini sebagai momen untuk menghapus segala kesalahan dengan saling bermaaf-maafan. Bermaaf-maafan tidak hanya sekadar tradisi, namun juga wujud nyata dari kembalinya kita kepada fitrah sebagai manusia yang suci dari dendam dan prasangka buruk.

BACA HALAMAN BERIKUTNYA..

Pos terkait