Khutbah Jumat Menjelang Idul Adha PDF: Luruskan Niat dalam Berkurban (Bahasa Indonesia)

Ilustrasi Niat Berkurban Idul Adha
Ilustrasi Niat Berkurban Idul Adha

Abu Ayyub al-Anshari mengabarkan bahwa sejak dahulu sebagian orang diuji dengan niat yang tidak ikhlas dalam berkurban, yaitu untuk berbangga diri.

Momen kurban dijadikan sebagai ajang untuk pamer harta, meninggikan nama, berlomba-lomba menunjukkan kekayaan, mengukuhkan kedudukan sebagai orang berada di tengah masyarakat.

Bacaan Lainnya

Ini semua yang wajib dijauhi. Wajib bagi kita untuk mengikhlaskan semua amal ibadah semata untuk mengharap ridho Allah SWT, bukan untuk yang lain. Allah ta’ala berfirman:

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

Kita tidak diperintahkan, kecuali untuk menyembah Allah semata dan memurnikan amal ibadah hanya kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (QS. al-Bayyinah 5).

Ma’asyiral Mukminin, rahimani wa rahimakumullah!

Wajib untuk mengikhlaskan semua ibadah kita hanya mengharap ridho Allah semata. Dan orang yang beribadah untuk mencari pujian dari manusia, inilah yang dinamakan riya’.

Orang yang beribadah karena riya, ia tidak mendapatkan pahala sama sekali. Ibadah sia-sia belaka betapapun lelahnya, betapapun besarnya harta yang dikeluarkan. Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

“Sesungguhnya semua amalan ini terjadi dengan niat, dan setiap orang mendapatkan sesuai dengan apa yang dia niatkan” (HR. Bukhari no.1).

Hadirin jamaah jum’at, rahimakumullah

BACA HALAMAN BERIKUTNYA..

Pos terkait