Pertama. Murkanya Alloh itu dirahasiakan di dalam maksiat kepada-Nya. Orang yang sering berbuat maksiat belum tentu pasti dimurkai Alloh. Namun kadang-kadang berbuat maksiat kecil atau sepele malah menyebabkan murkanya Alloh. Padahal orang yang dimurkai Alloh pasti akan masuk neraka. نعوذ بالله من ذلك. Contoh maksiat yang kecil atau sepele, seperti mencuri kayu bakar, menyakiti hewan dan lain-lain. Rasulallah saw bersabda:
دَخَلَتْ إِمْرَأَةٌ النَّارَ فِى هِرَّةٍ رَبَطَتْهَا فَلَاهِيَ أَطْعَمَتْهَا وََلَاهِيَ أَرْسَلَتْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الْأَرْضِ حَتَّى مَاتَتْ. (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
“Seorang wanita masuk neraka sebab menganiaya kucing. Ia mengkerangkingnya dan tidak memberinya makan, dan juga tidak melepaskanya mencari makanan serangga, sehingga mati.” HR. Muslim
Jadi yang menjadikan murkanya Alloh itu perbuatan maksiat atau dosa, akan tetapi maksiat atau dosa yang mana? Semua tidak tau, ini rahasia Alloh swt.
فّلَاتَحْقِرَنَّ شَيْئًا مِنْ مَعَاصِيْهِ فَلَعَلَّهُ أَنْ يَكُوْنَ فِيْهِ غَضَبُهُ
Maka jangan sekali-kali menganggap remeh atau kecil perbuatan maksiat, siapa tau justru maksiat kecil tersebut mendatangkan murka Alloh swt. نعوذ بالله من ذلك
Ma’asyirol muslimin, hafidlo kumulloh
Kedua, Ridhonya Alloh itu dirahasiakan di dalam maksiat kepada-Nya. Orang yang mendapatkan ridhonya Alloh pasti bejo, hidupnya bahagia, meninggalnya husnul khotimah, dan masuk surga.
Orang yang tekun taat dan ibadah belum tentu pasti mendapatkan ridhonya Alloh. Namun kadang-kadang perbuatan taat yang sepele dan kecil justru yang mendapatkan ridhonya Alloh. Seperti cerita dalam sebuah hadist: ada seorang pelacur yang fasik masuk surga hanya dikarenakan memberi minum anjing yang kehausan. Artinya, pelacur tersebut pada waktu memberi minum anjing mendapat ridho Alloh. Jadi, ridho Alloh digantungkan pada waktu memberi minum.
Imam al-Ghazali mendapatkan ridho Allah bukan karena banyaknya ibadah dan luasnya ilmu, akan tetapi sebab membiarkan lalat minum tinta pada waktu beliau menulis kitab.
فّلَاتَحْقِرَنَّ شَيْئًا مِنْ طَاعَتِهِ فَلَعَلَّهُ أَنْ يَكُوْنَ فِيْهِ رِضَاهُ
Maka jangan sekali-kali menganggap remeh atau kecil perbuatan taat, siapa tau justru taat yang kecil tersebut menyebabkan ridhonya Alloh swt.
Ma’asyirol muslimin, hafidlo kumulloh
Ketiga, Allah swt merahasiakan wali-Nya di antara hamba-hambanya. Setiap orang muslim ada kemungkinan menjadi wali atau kekasih Allah. Baik orang tersebut tukang jahit, tukang bangunan, tukang sepatu, pengemis maupun seorang kyai.
فّلَاتَحْقِرَنَّ أَحَدًا مِنْ خَلْقِهِ فَلَعَلَّهُ أَنْ يَكُوْنَ وَلِيًّا مِنْ أَوْلِيَاءِ اللَّهِ
Maka jangan sekali-kali menganggap remeh atau merendahkan orang lain, siapa tau justru orang tersebut menjadi wali atau kekasih Allah swt.
Ma’asyirol muslimin, hafidlo kumulloh
