KHUTBAH JUMAT I
الْحَمْدُ لِلهِ، الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ الْإنْسَانَ وَعَلَّمَهُ الْبَيَان، الَّذِيْ جَعَلَ الْعِلْمَ سَبَبَ لِصِحَّةِ الْإِسْلَامِ وَالْإِيْمَانِ أَشْهَدُ أَنْ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الْحَلِيْمُ الْمَنَّا ن، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ أَظْهَرَ ألدِّيْنَ الْحَقِّ عَلَى السَّا ئِرِ الْعَدْيَان، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ الْعَدْنَان، وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُمْ بِإِحْسَا نٍ إِلَى يَوْمِ يُحْشَرُ الْإِنْسَا
أمَّا بَعْدُ، فَيَآأَيُّهَا الْإِخْوَان، رَحِمَكُمُ الله، أُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْن، قَالَ اللهُ تَعَلَى: أَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ، وَلاَ تَهِنُوا وَلاَ تَحْزَنُوا وَأَنتُمُ الأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ (ال عمران: ١٣٩)ـ
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Adalah sebuah nikmat yang tiada terhingga saat diberikan kesempatan dan kemauan untuk melaksanakan shalat Jumat ini. Karena banyak kurnia yang kita terima dengan hadir di masjid ini.
Yakni terjaganya petunjuk untuk selalu berbuat baik, maupun kesehatan yang memungkinkan untuk terus memiliki kekuatan untuk berbuat baik dengan panca indra yang lengkap. Besar harapan semoga aneka nikmat ini terus terjaga hingga akhir usia, amin ya rabbal alamin.
Saya juga mengajak diri sendiri dan jamaah untuk terus berupaya meningkatkan takwallah dengan menjalankan perintah dan menjauhi yang dilarang. Bila itu dilakukan, insyaallah hidup semakin bermakna.
Jamaah shalat Jumat yang berbahagia,
Pada kesempatan ini khatib mengingatkan bahwa sedih merupakan bagian dari fitrah manusia. Tak satu pun manusia bisa lepas dari kesedihan, termasuk para nabi dan rasul.
Semua orang hampir bisa dipastikan pernah mengalami yang namanya sedih. Nabi Ya’kub sedih dikarenakan kehilangan Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam, Nabi Nuh ‘Alaihis Salam sedih karena kehilangan anak dan istrinya.
Bahkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun bersedih tatkala kehilangan istri dan paman tercintanya, Abu Thalib, sehingga masa-masa itu disebut dengan ammul huzni atau tahun kesedihan.
Namun, kesedihan nabi dan rasul tidak melampaui batas dan melemahkan iman. Ini berbeda dari sikap umatnya yang kadang tak memahami batas-batas kesedihan, terlalu larut dalam kegundahan, sampai-sampai ada yang berubah sikap dan karakter secara signifikan.
Biasanya, yang mengalami keadaan seperti itu adalah mereka yang jiwanya gersang, agamanya lemah, dan minim pengetahuan, tetapi besar harapan dan angan-angannya, sehingga tatkala apa yang sangat dicintainya hilang, ia seperti tak punya pegangan.
Ada yang menjerit-jerit, stres, depresi, bahkan putus asa dan bunuh diri.
Secara psikologis, kesedihan adalah suatu emosi yang ditandai oleh perasaan tidak beruntung, kehilangan, dan ketidakberdayaan.
Saat sedih manusia sering menjadi lebih diam, kurang bersemangat, dan menarik diri. Allah Subhanahu Wa Taala memberikan motivasi kepada orang yang beriman melalui firman-Nya sebagai berikut:
وَلاَ تَهِنُوا وَلاَ تَحْزَنُوا وَأَنتُمُ الأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Artinya: Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (QS. Ali Imran [3]: 139).
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Syekh Imam Nawawi Al-Bantani dalam kitab Nashaihul Ibad menjelaskan:
هَمُّ الدُّنْيَا بِظُلْمِ القَلْبِ وَهَمُّ الآخِرَةِ بِنُوْرِ القَلْبِ
Artinya: “Sedih karena urusan dunia maka hati menjadi gelap dan sedih karena akhirat maka hati menjadi terang.”
Kesedihan akan keterpurukan sandang, pangan, papan, dan pasangan, bila tak disikapi dengan ikhtiar, syukur, sabar, qana’ah dan tawakal hanya akan membuat hati semakin gundah gulana. Hati menjadi gelap dan bisa terjerembab dalam perbuatan maksiat.
Namun sebaliknya, kesedihan karena perkara-perkara ukhrawi akan menjadi hati semakin bening, bercahaya dan memancarkan pesona perilaku yang mulia.
Kesedihan karena perkara-perkara ukhrawi akan dipahami sebagai media ujian sekaligus peringatan bagi setiap hamba. Ia sibuk memikirkan bagaimana cara meningkatkan ibadah, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Seseorang yang sedih memikirkan akhirat akan mendorong dirinya untuk tadzkiratul maut atau mengingat mati, menyempurnakan shalat, memperbanyak puasa, memantapkan dzikir dan memperbanyak sedekah, serta memperkaya doa apa saja, khususnya doa dan shalawat menghadapi bencana alam yang terus terjadi.
Tafsir terhadap ayat-ayat tentang hazan atau kesedihan mengungkap bahwa sebab-sebab bersedih itu antara lain: (1) karena jauh dari Allah (2) dosa kemaksiatan (3) dan tidak mampu berbuat kebaikan.
Lalu bagaimanakah Islam memberikan solusi untuk menghilangkan kesedihan? Ada beberapa sikap yang dapat dilakukan, yakni:
1. Jangan Sedih, Allah Bersama Kita
لَا تَحْزَنْ اِنَّ اللّٰهَ مَعَنَاۚ فَاَنْزَلَ اللّٰهُ سَكِيْنَتَهٗ عَلَيْهِ وَاَيَّدَهٗ بِجُنُوْدٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِيْنَ كَفَرُوا السُّفْلٰىۗ
Artinya: “Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita. Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah.” (QS At-Taubah: 40).
Tidak ada kejadian dan kesedihan melainkan dengan izin Allah. Tatkala Allah menakdirkan sesuatu yang membuat kita bersedih, yakinlah bahwa Allah selalu ada untuk kita dan membersamai kita dalam suka maupun duka.
2. Menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman
قُلْنَا اهْبِطُواْ مِنْهَا جَمِيعاً فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَن تَبِعَ هُدَايَ فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ
Artinya: “Kami berfirman: Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS: Al-Baqarah [2]: 38).
Ayat ini memerintahkan Nabiyullah Adam ‘Alaihis Salam, istri, dan keturunannya kelak agar turun ke bumi.
3. Mengikuti Jejak Nabi atau Ittiba’
يَا بَنِي آدَمَ إِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ رُسُلٌ مِّنكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي فَمَنِ اتَّقَى وَأَصْلَحَ فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ
Artinya: “Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS: Al-A’raaf [7]: 35).
Hadirin jamaah jumat Rahimakumullah,
Banyak risalah nabi, khususnya baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang menghantarkan pada ketakwaan dan perbaikan diri, termasuk amalan yang dapat mengatasi kesedihan.
Diantara banyak amalan untuk menghilangkan kesedihan, ada satu amalan yang bisa kita lakukan dengan mudah yaitu dengan memperbanyak istighfar dan berdoa kepada Allah SWT.
مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
Artinya: “Siapa yang melazimkan beristighfar, maka Allah jadikan baginya jalan keluar atas segala kesulitannya. Allah juga akan memberikan kelapangan atas segala kesempitan dan kesusahannya. Serta memberinya rezeki dari jalan yang tak disangka-sangka.” (HR Abu Dawud, an-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Hakim).
Hadirin jamaah jumat Rahimakumullah,
Banyak riwayat hadits dan nasihat para salafus shalih yang mengatakan bahwa dengan memperbanyak istighfar hati kita akan lebih tenang. Allah akan memberikan jalan keluar dari arah yang tidak disangka, bahkan Allah akan melancarkan rezeki kita.
Mudah-mudahan melalui amalan sederhana tersebut diatas dapat menghilangkan kesedihan yang menimpa kita, menimpa keluarga kita atau bahkan menimpa lingkungan kita. Amin
جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْفَا ئِزِيْنَ الْآمِنِيْنَ، وَأَدْخَلَنَا وَإِيَّاكُمْ فِيْ زُمْرَةِ الصَّا بِرِيْن. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ، إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا (١٩) إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا (٢٠) وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا (٢١) إِلَّا الْمُصَلِّينَ. وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّا حِمِيْنَ
KHUTBAH II
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، وَأَحُثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ اْلقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَاأَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ، وَقاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ وَصَدَقَ رَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْكَرِيْمُ وَنَحْنُ عَلَى ذلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ وَالشَّاكِرِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Silahkan bergabung dengan kami di Grup Telegram, Wa, atau Facebook untuk mendapatkan materi terbaru dari KHUTBAHSINGKAT.com Klik GABUNG SEKARANG Wa.0812-4436-5554





