Mengadakan peringatan maulid nabi seperti yang prakarsai oleh Raja Mudzaffar menurut Imam As-Suyuti adalah bentuk ekspresi mahabbah atau cinta kepada nabi Muhammad saw dan dianggap perbuatan baik. Rasulalloh saw bersabda:
مَنْ أَحَبَّنِى كَانَ مَعِيْ فِي الْجَنـَّةِ
“Barangsiapa yang mencintai aku, maka ia akan masuk surga bersamaku.”
Kata mahabbah mempunyai makna yang luas sekali, yakni cinta kepada nabi dan keluarganya, mencontoh akhlak beliau, dan bergembira atas kelahiran beliau. Sebab kehadiaran beliau di dunia ini merupakan anugerah, rahmat serta kado terindah bagi seluruh alam. Alloh swt berfirman:
لَقَدْ مَنَّ اللّٰهُ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ بَعَثَ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ
“Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika (Allah) mengutus seorang Rasul (Muhammad) di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka…” (QS. Ali Imran 164)
Rasulalloh saw bersabda dalam hadits qudsi:
لَوْلَاكَ لَوْلَاكَ مَا خَلَقْتُ الْأَفْلَاكَ
“Jikalau bukan karena engkau (Muhammad). Jikalau bukan karena engkau (Muhammad) aku tidak akan menciptakan jagat raya.”
Ma’asyirol muslimin, rohimakumulloh
Para sahabat telah membuktikan kecintaanya terhadap Rasulullah secara nyata:
Ali Bin Abi Thalib menggantikan ranjang Rasulullah saat pengepungan oleh kaum Quraisy pada saat Rasulullah hendak hijrah. Dan itu taruhanya adalah nyawa.
Berkaitan dengan peristiwa Isra Mi’raj. Ketika tidak ada satupun orang yang percaya kepada Rasulullah telah diisra’ mi’rajkan, Abu Bakar Ash-Shidiq lah orang yang pertama kali meyakini akan kebenaran tersebut.
Umar Bin Khattab tidak rela Rasulullah dikabarkan telah meninggal, sehingga siapapun yang berani mengatakan berita itu akan dipenggal kepalanya. Saking cintanya kepada nabi, beliau lupa bahwa nabi adalah manusia yang juga bisa wafat.
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..