Seperti telah masyhur diceritakan bahwa di antara kejadian istimewa yang terjadi pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sebelum perjalanan mi’raj dimulai adalah pembedahan hati oleh malaikat Jibril dan Mikail ‘alaihimassalam untuk selanjutnya dicuci dengan air zam-zam tiga kali dan hati mulia itu diisi dengan hikmah dan iman. Proses pembedahan pada bagian awal dilakukan sebelum memasuki inti cerita perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, untuk selanjutnya diteruskan hingga Shidratil Muntaha.
Inilah yang menjadi fokus khutbah kali ini. Mengapa hati yang dibedah dan dibersihkan? Kenapa bukan usus atau ginjal yang mempunyai peran penting dalam metabolisme tubuh—yang secara bilogis lebih kotor dan selalu bersinggungan dengan makanan? Atau alat pencuci anggota tubuh lainnya yang menjadi jalur kotoran bagi manusia? Dan mengapa pula pembedahan ini dilakukan sebelum perjalanan—kenapa tidak setelah perjalanan usai atau di tengah perjalanan?
Jamaah Jumat yang berbahagia,
Sesungguhnya dalam kejadian ini terdapat hikmah yang sangat dalam. Semakin tinggi kadar kepandaian spiritual seorang manusia, akan makin dalam ia memaknai sebuah hikmah. Namun, sebagai seorang yang sedikit pengetahuan, khatib hanya dapat mengingatkan beberapa hal di balik kejadian tersebut yang mungkin telah banyak dipahami tetapi sering dilupakan dan diabaikan.
Pertama, hati adalah hal terpenting dalam diri manusia. Hati sebagai pusat “metabolisme” keimanan dan ketakwaan. Bagaikan pilot, hati mengarahkan kehidupan spiritual manusia, dan kualitas spiritual itu secara langsung turut menentukan dan mempengaruhi tingkah laku seseorang. Karena itu sebuah hadits yang masyhur tentang hati menjelaskan:
إن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله، و إذا فسدت فسد الجسد كله ألا و هي القلب ( متفق عليه)
“Sesungguhnya di dalam tubuh seseorang terdapat segumpal daging, apabaila gumpalan itu baik, maka baiklah seluruh tubuh itu. Namun jika gumpalan itu jelek, maka rusaklah seluruh tubuh itu. Ingatlah gumpalan itu adalah hati” (hadits ini disepakati kesahihannya oleh semua ahli hadits).
Sudah sangat jelas bagaimana pentingnya posisi hati bagi tubuh dan diri manusia. Betapa hati menjadi satu-satunya perkara yang menentukan tubuh dan diri manusia. Sebuah pribahasa Arab mengatakan:
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..