Khutbah Jumat Praktis Terbaru PDF: Alasan Hati Nabi Muhmmad Dibedah Sebelum Mi’raj

Khutbah jumat praktis terbaru
Gambar ilustrasi

القَلْبُ مَلِكٌ، وَالأَعْضَاءُ جَنُودُهُ؛ فَإِذَا صَلُحَ القَلْبُ، صَلُحَتْ الرَّعِيَّةُ، وَإِذَا فَسَدَ، فَسَدَتْ

Hati bagaikan raja, dan bala tentaranya adalah anggota tubuh manusia. Jikalau baik sang hati, maka baiklah rakyatnya. Namun jika rusak sang hati rusaklah segalanya.

Bacaan Lainnya

Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,

Dengan demikian, apa yang terjadi pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah simbol bagi umatnya, bahwa hati adalah perkara yang paling penting untuk dirawat mengalahkan berbagai anggota lainnya. Menyehatkan hati dan meriasnya jauh lebih penting daripada merias wajah, bersolek tubuh, bahkan lebih penting daripada mengasah otak.

Inilah yang sering kita lupakan. Hati kerap tidak lagi menjadi panglima dalam kehidupan ini. Sejak lama kedudukannya telah digantikan oleh otak yang mengandalkan logika dan rasio. Padahal, berbagai pertimbangan keadilan dan kebenaran sumbernya adalah hati, bukan otak. Karena itu tidak salah apa yang diungkapkan oleh Imam al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin:

اِسْتَفْتِ قَلْبَكَ وَلَوْأَفْتَوْكَ وَأَفْتُوْكَ وَأَفْتُوْكَ

Mintalah petunjuk pada hati (kecil)-mu, walaupun mereka (orang-orang) memberikan petunjuk padamu, walaupun mereka memberikan petunjuk padamu, walaupun mereka memberikan petunjuk padamu.

Dengan demikian, jikalau hendak memutuskan sebuah keadilan maka pertama kali bertanyalah kepada hati kecil, jangan bertanya dulu kepada bukti yang ada di tempat kejadian perkara. Karena semua itu bisa dipalsukan oleh otak dan logika. Hati membawa kita kepada kebaikan hakiki, sedangkan otak hanya akan mengantarkan kita kepada kebaikan yang dibuat-buat, kebaikan yang telah tercampur dengan berbagai kepentingan.

Maasyiral muslimin rahimakumullah,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah seorang yang ma’shum, terjaga dari salah dan dosa, meski tanpa dibedah dan dicuci hatinya oleh malaikat. Lantas, bagaimanakah dengan kita? Bagaimana merawat hati kita dan menghiasinya agar tetap jernih dan mampu menjadi pelita bagi diri dan tubuh ini?

Para hadirin jamaah Jumat yang mulia,

BACA HALAMAN BERIKUTNYA..

Pos terkait