Dari hadist di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa, kita harus memanfaatkan bulan Ramadhan ini sebaik mungkin dengan cara melakukan atau meningkatkan amal kebaikan. Baik amal yang bersifat ritual seperti shalat, dzikir, puasa maupun amal sosial seperti bersilaturahim atau kegiatan positif lainnya.
Di bulan puasa ini jangan sampai menjadi alasan untuk bermalas-malasan. Jangan sampai lapar dan dahaga menjadi pernghalang untuk beribadah atau bekerja karena tubuh terasa lemas.
Memang, seseorang yang sedang berpuasa akan mengalami perubahan kondisi badan seperti mau mulut yang berubah dan kondisi fisik yang melemah, namun justru di sanalah letak salah satu keutamaan orang-orang yang berpuasa.
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW: Bau mulut seseorang yang berpuasa adalah lebih harum di sisi Allah pada hari kiamat dari harumnya minyak misik. (HR Bukhari)
Jamaah yang Berbahagia
Semestinya umat Islam menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan penuh kesungguhan hati dan ketetapan niat untuk menjalani ibadah puasa hanya semata-mata karena Allah SWT. Karena keikhlasan dan kepasrahan inilah yang akan menentukan kualitas ibadah puasa seseorang. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إيْمَا نًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: Siapa pun yang menjalankan ibadah puasa Ramadlan dengan sepenuh iman dan kesungguhan, maka akan diampunkanlah dosa-dosa yang pernah dilakukan. (HR. Bukhari Muslim)
Karenanya, para ulama shalih terdahulu atau salafus shalih sangat memperhatikan dan memiliki semangat yang tinggi dalam menyambut datangnya bulan Ramadan. Mereka sangat gembira dengan datangannya bulan penuh berkah ini.
Dimana kegembiraan ini dikarenakan bulan Ramadlan adalah waktu turunnya rahmat Allah secara berlimpah dan berlipat ganda kepada umat Muhammad. Para salafus shalih, menyadari bahwa Ramadlan sangat singkat. Sungguh sangat berharga, setiap detik dalam waktu-waktu bulan Ramadlan.
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..