Khutbah Idul Fitri Bahasa Indonesia PDF: Introspeksi Diri di Hari Yang Fitri

Gambar Ilustrasi Idul Fitri
Gambar Ilustrasi Idul Fitri

Imam Ibnu Rajab al Hanbali dalam kitabnya Lathaiful Ma’arif menyampaikan ciri diterimanya amal ibadah Ramadhan. Yaitu ketaatan di bulan Ramadhan berbuah ketaatan di 11 bulan selanjutnya. Sebaliknya, ciri ditolaknya amal ibadah kita adalah jika Ramadhan tak mengubah hidup kita menjadi lebih baik, lebih taat, lebih takwa.

مَن عمِلَ طاعةً من الطاعات و فرغَ منها فعلامةُ قبولِها أنْ يَصِلَها بطاعةٍ أخرىو علامةُ رَدِّها أن يعقِبَ تلك الطاعةُ بمعصيةٍ

Bacaan Lainnya

Siapa saja yang melakukan ketaatan dan ia telah menunaikannya, maka tanda diterimanya ketaatan tersebut adalah ia melanjutkannya dengan ketaatan yang lain. Sedangkan tanda ditolaknya ketaatan, ia akhiri ketaatan dengan kemaksiatan (Lathaiful Ma’arif  hlm. 366)

Itulah sebabnya mengapa Imam ‘Ali menantu Nabi pernah menyatakan:

ليس العيدُ لمن لَبِسَ الجديدْ؛ إنما العيدُ لمن طاعاتُه تزيدْ  # ليس العيدُ لمن تَجَمَّلَ باللباسِ والركوبِ# إنما العيدُ لمن غُفِرتْ له الذنوبُ. (لطائف المعارف 277)

Idul Fitri bukanlah bagi orang yang memakai pakaian baru, tapi hakikat Idul fitri adalah bagi orang ketaatannya bertambah. Idul Fitri bukanlah bagi orang yang bagus pakaian dan kendaraannya, tapi hakikat Idul Fitri adalah bagi orang yang diampuni dosa-dosanya.

Karenanya Nabi juga menyatakan celaka bagi orang yang bertemu Ramadhan namun dosa-dosanya tak diampuni. Padahal Ramadhan adalah bulan pengampunan dosa. Ketika Nabi naik di atas mimbar, Malaikat Jibril datang menemui beliau. Lalu berkata:

وَمَنْ أَدْرَكَ رَمَضَانَ، فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ قُلْ: آمِينَ، فَقُلْتُ: آمِينَ

Siapa yang mendapati bulan Ramadhan, namun dosanya tidak diampuni maka Allah menjauh darinya. Lalu Jibril mengatakan: “Katakan aamiin”. Lalu Nabi berkata “aku katakan aamiin” (al-Mu’jam al Kabir li Imam ath-Thabarani)

Allahu Akbar (3x) wa liLlahi al-hamd

Hadirin Masyiral Muslimin Rahimakumullah..

Puasa adalah jalan menuju takwa. Ciri takwa adalah menjalankan seluruh perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Orang yang bertakwa hanya takut kepada Allah ta’ala. Seorang yang bertakwa tak gentar saat menyuarakan kebenaran. Ia tak takut dengan cacian, makian, buliyan orang yang mencela.

Orang yang bertakwa dalam hidupnya hanya menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya. Al Quran dibaca dan diamalkannya. Hadis Nabi pegang erat-erat bahkan digigitnya dengan gigi gerahamnya. Terlebih di zaman fitnah saat ini. zaman wis edan, yen ora edan ora keduman.

Orang bertakwa mempersiapkan diri dengan bekal terbaik untuk pertemuan dengan Rabb-Nya. Mempersiapkan bekal untuk perjalan panjang di alam barzakh dan alam akhirat. Alam yang berawal namun tanpa ada ujungnya. Bayangkan masa tunggu dari hari kiamat hingga hari berbangkit saja kita harus tunggu dalam waktu yang sangat lama. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi Saw pernah bersabda:

BACA HALAMAN BERIKUTNYA..

Pos terkait