Khutbah Idul Fitri Singkat PDF Terbaru Tentang Berbakti Kepada Orang Tua (Bahasa Indonesia)

Khutbah Idul Fitri Tentang Berbakti Kepada Orang Tua
Khutbah Idul Fitri Tentang Berbakti Kepada Orang Tua

Bersyukur dengan senantiasa mengucapkan Alhamdulillah di mulut kita dan melaksanakan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya dengan mewujudkan syukur ini dalam kehidupan nyata. Dan hal ini menguatkan kesadaran kita bahwa Allah lah yang paling kuasa.

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar, Wa Lillahilhamd

Bacaan Lainnya

Jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah

Ada sebuah peristiwa menarik sekitar 19 abad yang lalu, bahwa para sahabat tidak mendengarkan sesuatu kata apapun tetapi Rasulullah SAW membaca Aamiin 3x, Akhirnya shahabat ada yang bertanya: “Mengapa Engkau membaca Aamiin 3x ya Rasulallah? Beliau menjawab: Ketahuilah bahwa tadi Malaikat Jibril berdo’a:

Yang pertama: Ya Allah, janganlah Engkau terima ibadah seorang anak yang tidak berbakti kepada orang tua. Lalu saya mengaamiinkan.

Yang kedua: Ya Allah, janganlah Engkau terima ibadah orang tua yang tidak punya rasa kasih sayang dan perhatian kepada putra-putrinya. Lalu saya mengaamiinkan.

Yang ketiga: Ya Allah, janganlah Engkau terima ibadah seorang istri yang tidak berbakti kepada suami dan keluarganya. Lalu saya mengaamiinkan. Maka akupun meng-aamiin-kan do’anya sebanyak 3x”.

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar, Wa Lillahilhamd

Jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah

Marilah kita introspeksi diri kita. Apakah kita sebagai anak sudah berbakti kepada kedua orang tua,karena ridha orang tua akan menjadi sumber kesuksesan kita. Sebaliknya kemarahannya adalah merupakan sebuah bencana dalam kehidupan kita. 

  رِضَى اللهِ فِي رِضَى الْوَالِدَيْنِ وَسُخْطُ اللهِ فِي سُخْطِ الْوَالِدَيْنِ

Artinya: “Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan orang tua dan kemarahan Allah tergantung kemarahan orang tua”  (HR Tirmidzi).

Mari kita kenang perjuangan mereka, ketika kita masih kecil tak bisa berbuat apa-apa. Dengan kasih sayang, mereka menggendong kita, mencium kita dan membesarkan kita dengan penuh cinta.

Bagaimana sebaliknya, ketika mereka tergeletak sakit tak berdaya? Sempatkah kita menjenguknya, mengusap keningnya, menyuapinya dan menggantikan pakaiannya ketika ia terbaring sakit di atas tempat tidurnya, memeluk tubuhnya yang semakin lemah tak berdaya sambil tersenyum sebagaimana ia lakukan di masa kecil kita? Bahkan kadang kita lupa walau hanya untuk meminta maaf sekalipun.

BACA HALAMAN BERIKUTNYA..

Pos terkait