Salah satu hikmah dari ibadah puasa adalah menahan hawa nafsu. Artinya, sejatinya orang puasa adalah sedang melatih jiwa dan mengekang hawa nafsunya agar terhindar dari perbuatan maksiat. Hal ini sebagaimana yang disebutkan Rasulullah saw dalam sebuah hadits:
عَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ لَنَا رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم: يَا مَعْشَرَ اَلشَّبَابِ! مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ اَلْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ, فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ, وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ, وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ ; فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ.(مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Artinya, “Abdullah Ibnu Mas’ud ra. berkata: ‘Rasulullah saw bersabda pada kami: “Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia kawin, karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu hendaknya berpuasa, sebab ia dapat mengendalikanmu.” (Muttafaq ‘Alaih)
Dari hadits tersebut, Syekh Izzuddin bin Abdissalam mengatakan bahwa rasa lapar dan haus dapat mengalahkan syahwat yang dapat menjerumuskan seseorang ke lubang kemaksiatan. (Syekh Izzuddin bin Abdissalam, Maqâshid al-Shaum, [Suriah, Darul Fikr:1992], halaman 15).
Nafsu atau syahwat merupakan pintu masuknya setan. Sementara bahan bakar utama syahwat adalah makan dan minum. Sehingga, bila perut merasakan lapar dan haus maka nafsu atau syahwat dalam diri kita akan mudah dikendalikan. Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda:
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنَ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ ، فَضَيِّقُوا مَجَارِيَهُ بِالْجُوع
Artinya, “Sesungguhnya setan itu menyusup dalam aliran darah anak Adam, maka persempitlah jalan masuknya dengan lapar (puasa).” (HR. Bukhari)
Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin menyebutkan bahwa tujuan puasa adalah penyucian jiwa dari hawa nafsu (syahwat). Orang yang berhasil mengekang hawa nafsunya maka akan diangkat derajatnya melebihi para malaikat.
Mengapa demikian? karena manusia diberi hawa nafsu yang bisa memalingkan diri dari ketaatan, sementara malaikat tidak dibekali hawa nafsu. Karena itu, manusia akan lebih tinggi daripada malaikat bila berhasil menahan hawa nafsunya. Al-Ghazali mengatakan dalam kitabnya:
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..