Materi Khutbah Jumat Maulid Nabi Muhammad SAW PDF: Detik-detik Rasulallah Memaafkan Musuh (B. Indonesia)

ilustrasi padang pasir
ilustrasi padang pasir

Oleh karena itu, dalam momentum Maulid Nabi Muhammad SAW kali ini, mari kita mencontoh salah satu sifat beliau yaitu sifat pemaaf.

Hal ini bisa kita lihat pada peristiwa tahun 630 hijriyah. Saat itu perjanjian Hudaibiyah dilanggar kaum musyrikin Quraisy. Dengan dirusaknya perjanjian yang berisi kesepakatan untuk gencatan senjata tersebut, secara otomatis mengizinkan kaum muslimin mengadakan pembelaan lantaran mereka didzalimi.

Bacaan Lainnya

Singkat cerita, atas perusakan perjanjian tersebut, Rasulullah bersama sepuluh ribu pasukan Muslim bergerak dari Madinah berjalan menuju Kota Makkah.

Melihat kekuatan tersebut, Abu Sufyan, dedengkot kafir Quraisy merasa khawatir akan kalah dengan pasukan Nabi Muhammad.

Hati Abu Sufyan semakin tercabik-cabik, jika dirinya kalah dengan umat Islam. Jabatan sebagai pemimpin tertinggi dan nyawanya pun seolah tak lagi berarti melihat kenyataan ia bakal dibinasakan, oleh orang-orang yang selama ini dia aniaya.

Jamaah Jumah Rahimakumullah

Apa yang terjadi ketika sepuluh ribu pasukan memasuki kota makkah? Betapa indah sikap Rasulullah beserta para pengikutnya.

Pembantaian yang dikhawatirkan kaum musyrikin Quraisy, sama sekali tidak terjadi. Tak ada satu pun darah yang menetes. Patung-patung berhala di sekitar Ka’bah dihancurkan, atas keinginan masyarakat sendiri.

Lebih indah lagi ketika Rasulullah SAW berpidato di hadapan semua penduduk: “Wahai penduduk Makkah, barangsiapa yang masuk ke dalam Masjidil Haram, dia akan dilindungi. Barangsiapa yang masuk ke dalam rumah Abu Sufyan, dia akan dilindungi.”

Jamaah Jumah Rahimakumullah

Subhanallah, seketika itu Hati Abu Sufyan menjerit menyaksikan keagungan akhlak musuh bebuyutannya yaitu Nabi Muhammad.

Ternyata, orang yang paling dibenci selama ini, adalah orang yang paling memahami suasana batin Abu Subyan, yang sedang diselimuti ketakutan.

Pidato Nabi tak hanya membuatnya merasa aman, tapi juga kembali terangkat derajatnya karena merasa ‘disejajarkan’ dengan Masjidil Haram.

BACA HALAMAN BERIKUTNYA..

Pos terkait